Sekelumit cerita dari @hedi seputar Riedl, timnas, dan alien.

Sekumpulan tulisan di bawah ini adalah kompilasi tweet @hedi pada hari Selasa sore seputar intervensi “alien” di tengah timnas. Go timnas! Go Riedl! Go Indonesia!

jadi gini: ruang ganti timnas mulai kemasukan “alien” setelah menang besar di 2 laga pertama AFF 2010

kenapa saya sebut alien, karena mereka masuk ke ruang ganti tanpa izin dari pelatih Riedl walaupun mereka org2 PSSI

yg masuk ruang ganti mulai dari ketua, sekjen, anggota exco, menteri, asmen dan kroco2 ga penting

kelihatannya lumrah ya, pejabat masuk ruang ganti tim. tahukah anda bahwa ruangan itu adalah kuasa mutlak pelatih

Riedl sudah mulai panas jelang lawan thailand, wewenangnya dilompati terus. Tapi emosinya masih terjaga, walau fokus redup

Jelang semifinal, “alien” yg muncul mulai banyak. Sejumlah politikus hadir, bahkan banyak pesan2. Riedl mulai terpojok

Ledakan emosi Riedl muncul ketika tim dibawa ke rumah Ical & istiqosah. Ribut mulut dengan manajer tim terjadi. Sangat panas

di saat disharmonisasi pelatih & manajer terjadi, saat bersamaan skuad dipressing pengurus PSSI. rata2 cuma ngomong soal strategi sih

agenda ke rumah ical & istiqosah sebenernya agenda sempalan. ini merusak agenda Riedl untuk karantina pemain

bahkan sarapan pagi di rumah Ical itu merusak agenda latihan fisik pagi yg disusun Riedl & asisten

menurut beberapa kawan “di dalam”, Riedl konon sempet frustrasi dengan banyaknya intervensi pejabat

Riedl juga kesal karena permintaan agar tim dijauhkan dari media massa tidak digubris manajemen tim

puncak intervensi terjadi saat tim akan berangkat ke KL, daftar penumpang pesawat jadi “gemuk”

dan pesawat yang akan dipakai tim juga dadakan karena sebelumnya ga ada agenda pake pesawat ical!

daftar penumpang pesawat dadakan itu termasuk pers serta tv kita yg satu itu. Belum pernah ada tim manapun jalan bareng dgn pers

perseteruan Riedl dgn manajemen tim sudah terjadi sejak pencoretan Boaz. Manajemen minta agar keputusan dianulir, tp Riedl cuek

di kamar ganti bukit jalil terjadi kecangungan, Riedl yg harusnya rapat strategi justru kemasukan banyak “alien”

“alien” kamar ganti bukit jalil adalah orang2 exco PSSI, yg minta pemain untuk main biasa, padahal strategi Riedl adalah bertahan

Pendeknya, agenda Riedl buat tim banyak dilangkahi manajer/sekjen. Karantina yg gagal, pers yg merangsek terus

jadi mulai sekarang, jangan percaya apa yg dibilang orang2 PSSI. Jauh dari fakta. Bohong besar

eh soal ‘alien” itu udah biasa di PSSI, bukan barang baru. apalagi di liga…cincai semua

eh tapi soal Indonesia kalah dari Malaysia sih ga cuma krn intervensi lho, teknis main pun kita sub standard kok 🙂

Kenapa Nurdin Halid lestari di kursi ketua? karena dia mendukung APBD buat bola, balasannya kepala daerah dukung dia. Pinter!

BENAR >> @ferzyferlian: hedi jadi percuma dong, sehebat apapun pelatih yg latih timnas kita,kalo diintervensinya juga sehebat saat ini??

Iklan

E.S. ITO: Surat Untuk Firman

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Silakan kunjungi link sumbernya untuk tulisan lengkapnya. Bagus sekali! 🙂

Pertama Kali Saya Nonton Aksi Timnas Di GBK

Img_2681
Kesampean juga akhirnya buat nonton laga timnas langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno! Hari Selasa tanggal 8 November 2010 lalu, saya nonton langsung laga timnas Indonesia kontra Thailand yang saat itu sebenernya posisi timnas di grup udah aman tapi tetep aja laga ini tetep ditunggu karena Thailand udah beberapa kali jadi juara di Piala AFF ini. Berbekal tiket yang didapet dari @PocariID, gw dapet nonton di tribun VIP Barat. Sebelumnya emang udah janjian sama temen tapi ternyata terpisah dan jalur tweet serta komunikasi seluler cukup mandek disana.

Akhirnya saya memutuskan untuk duduk di sekitar sayap kanan tribun barat. Sendirian. Dengan bermodal rasa tidak-ingin-sendirian-teriak2-waktu-gol, saya memutuskan untuk bergabung dengan sekelompok penonton yang saya rasa cukup sebaya. Yang satu namanya Angga, yang satu Ibnu, dan ada 3 lainnya yang belum sempet saya kenal. Selama menunggu pertandingan, hasrat ingin ngetwit sangat besar hingga akhirnya saya memutuskan untuk pake fitur txt yang ada di Twitter untuk tetap ngetwit.

Pertandingan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bener2 rasanya nonton langsung di stadion itu lain! Koor bersama 65ribu penonton bener2 gak bisa digambarkan dengan kata2 serunya. Babak 1 pun berjalan, squad timnas nampak agak kewalahan dengan serangan pemain2 Thailand. Saya pikir cuma saya yang merasa permainan cenderung alot, tapi ternyata orang2 di sebelah saya juga berpikiran hal yang sama. Setiap ada pemain Indonesia jatoh gara2 pemain lawan, muncul teriakan: “Ah, kartu dong sit, tolol nih!” dan sejenisnya. Giliran pemain lawan yang jatoh muncul celetukan: “Ah, kuat lah ya”. Saya sendiri tersenyum dalam hati. Selama istirahat turun minum, saya juga kecipratan satu donat yang dibeli oleh sekelompok teman baru yang baru juga saya kenal tadi. Yah, sangat lumayan buat saya yang waktu itu belum sempet makan malem.

Hampir beberapa puluh menit berlalu di babak kedua, Thailand semakin memecah penantian penonton karena berhasil membobol gawang Indonesia. Namun nggak lama setelah itu, Indonesia berhasil membalas dengan satu tembakan pinalti yang dieksekusi oleh Bambang Pamungkas, hingga akhirnya muncul satu gol lagi, lewat pinalti, dan kembali berhasil dilibas oleh Bambang Pamungkas.

Yang keren dan lucu dan seru buat saya, waktu Indonesia berhasil bikin gol, semua orang2 di sekitar saya yang suka teriak wasit goblok, menghina pemain lawan, ketawa2 sendiri, diem aja, sampe yang cuma dateng buat liat Irfan Bachdim semuanya loncat2 kegirangan dan saling tos satu sama lain. Berasa kayak udah nonton bareng dari pagi dan udah pada kenal. Inilah dia ternyata sensasinya nonton bola langsung, apalagi pas timnas yang main. Bukan nama klub yang dibawa, tapi INDONESIA! Berasa banget semua lapisan rakyat tumpek blek di GBK, tua sampe muda, bule sampe arab, cewe pake hotpants sampe cowo yang celananya kayak gak ganti seminggu, dan saya pun akhirnya makin sadar dengan suatu kutipan: “Sepakbola dapat mempersatukan”. Cobalah nonton langsung!

Bidders for the 2018/2022 FIFA World Cup??? videos as seen on FIFA official website.

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Australia

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – England

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Netherlands/Belgium

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Indonesia

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Japan

*Been looking for Japan bid video everywhere beside the one on FIFA website but found nothing, even the unofficial one. Please send comment with the link if you find one. Original link for Japan video*

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Korea Republic

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Qatar

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Russia

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – Spain/Portugal

 

Bidders for the FIFA World Cup™ 2018/2022 – USA

Asian Debate: Which Of Asia’s 2018/2022 World Cup Contenders Is The Best Bet? – Goal.com

Indonesia (2022 only)

Star Power – As yet nothing. FA chief Nurdin Halin was busy in Jakarta, in the words of the bid team, helping the government with its plan to increase exports.

Video – Good and focused on Indonesia’s strengths such as the beauty of the country, the location within South-East Asia, the hospitality of the people and the passion for the beautiful game.

 

The Indonesians Love Their Football

Pros – The friendliest bid. Also, taking the biggest sporting event in the world to the biggest Muslim nation has its appeal and does the fact that south-east Asia as a whole is crazy about football. It would also do wonders for the country’s standing.

Cons – Infrastructure, football and otherwise, would need serious investment and it is hard to see a mention of Indonesia and 2022 without the word terrorism – the smoke from the July bombings will take time to fade.