“Tapi untuk ukuran manusia, jarak maksimal lompatan yang bisa dilakukan 6 meter. Itu pun hanya bisa dilakukan oleh orang bule. Sebab badan mereka tinggi dan kakinya panjang sehingga bisa melompat lebih jauh dari rata-rata orang Asia,” terang Ino, yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Tidak pernah ada ukuran minimum dan maksimum dalam manusia melompat. Masing-masing tubuh memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Secara postur memang benar bahwa orang-orang yang lebih tinggi memiliki daya jangkau yang lebih jauh daripada orang-orang yang lebih pendek.
Dijelaskan Ino, untuk melakukan aksi cat leap tidak bisa sembarangan. Bagi traceur atau traceusse (pegiat parkour pria atau wanita) yang masih pemula, aksi ini sulit dilakukan. Soalnya membutuhkan teknik tingkat tinggi serta mental yang kuat. Untuk itu, imbuh Ino, aksi lompatan kucing ini biasanya dilakukan oleh pegiat parkour yang sudah senior, paling tidak sudah menekuni kegiatan ini selama 3 tahunan.
Setelah gedung-gedung Taman Ria Senayan diratakan untuk dibangun mal oleh Lippo Grup, Ino dan kawan-kawan berlatih di Widyaloka, kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.
Namun memang, di lokasi latihan yang baru memang tidak seekstrem seperti di Taman Ria Senayan. Namun mau tidak mau, mereka berlatih di Widyaloka agar bisa berlatih rutin.
Sementara untuk mencari tantangan dan medan yang baru, Ino cs mencari alternatif dengan melompati sejumlah bangunan yang ada di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Setiap Sabtu sore mereka biasanya mencari jalur lompatan di jalan protokol tersebut.
Namun traceur yang diajak untuk tracking di Jalan Sudirman adalah yang senior. Sementara traceur junior atau pemula diajak hanya untuk menyaksikan para seniornya beratraksi di gedung yang ada di wilayah itu.
Selain melompati gedung-gedung di jalan itu, para traceur atau traceusse biasanya juga berlatih dengan melompati sejumlah halte TransJakarta. Untuk tantangan ini biasanya mereka lakukan setiap hari Minggu. Alasan mereka, di hari Minggu penumpang TransJakarta sedikit sehingga aksi mereka tidak mengganggu pengguna angkutan masal tersebut.
Saat ini, komunitas parkour di Jakarta berjumlah 200-an anggota. Mereka umumnya berlatih secara rutin di Senayan. Aldika Vialinata, salah seorang pengurus parkour Jakarta mengatakan, komunitas parkour di Jakarta mulai terbentuk sejak 2004.
Rencananya, jelas Aldika, seluruh komunitas parkour di Indonesia akan berkumpul di Bandung pada September 2010 mendatang. Dalam even tersebut, rencananya mereka akan mendatangkan David Belle, sesepuh parkour dari Prancis, untuk berbagi ilmu. Prancis memang dikenal banyak jagoan parkour, salah satunya diangkat menjadi film berjudul ‘Yamakasi’.
Wajar sebenernya kalau media menulis seperti di atas, karena kan kalau orang awam yang ga ngerti parkour akan tertarik karena kalian bisa lompat-lompat gitu π Sisi yang diangkat adalah sisi yang bombastis gitu π tapi terima kasih ya sudah dikasih tahu spirit benernya π
Yah begitulah π¦ Media maunya sesuatu yang bombastis dan show off. Tapi nggak mau ngupas filosofi sebenernya.
ini media yang mengubah deskripsi nya ya kk???